7 Tips Nulis Artikel Wisata
Ala Alee
Sejak
Dumay (Dunia Maya) mencengkeram
seluruh aktivitas kita, segala informasi seolah masuk berjejalan tanpa lelah. Salah
satunya, info tentang pariwisata keren bin murah yang bikin ngiler. Hal ini
membuat saya berusaha keras buat belajar nulis artikel pariwisata.
Awalnya
ragu karena selama ini kadung dikenal
sebagai penulis bacaan anak, walau sebetulnya saya nulis juga cerpen remaja,
artikel populer, artikel parenting, bahkan sesekali cerpen untuk umum.
Sebelum
nulis, saya coba membaca sebanyak mungkin artikel pariwisata yang pernah dimuat
di beberapa koran, tabloid, majalah, dan media online. Setelah benar-benar
memahami baru kemudian mencoba merumuskan cara penulisannya. Dan, berikut ini
Tips Nulis Artikel Wisata ala saya yang kemudian menjadi patokan saya dalam
menulis artikel wisata.
Pertama, kenali lebih dahulu objek wisata
yang akan kita kunjungi. Kita bisa baca-baca literasi baik via online atau via
buku. Kalau kita mendadak perginya, siapkan mental buat cari sebanyak mungkin
informasi di tempat.
Kedua, buat catatan kecil apa saja hal yang
harus dikunjungi dan diambil fotonya. Ini sangat penting, supaya waktu kita
efektif saat berkunjung ke sana.
Ketiga, cari sisi lain, sisi yang sangat
unik, menarik, dan up to date dari tempat wisata tersebut. Sisi ini yang nanti
akan jadi hal yang paling kita munculkan dalam artikel yang akan kita buat.
Keempat, kalau bisa dari awal memberi
identitas buat tulisan kita akan lebih baik. Kebetulan saya orang buku, maka
saya sebisa mungkin mengaitkan tulisan dengan dunia buku. Contoh, waktu nulis
tentang Pantai Pangandaran saya
singgung buku tentag Tatar Sunda, waktu nulis Museum Louvre di Paris saya singgung tentang novel Da Vinci Code. Mungkin
ini tidak penting, tetapi kalau mau spesial, kenapa tidak dicoba?
Kelima, cari media yang akan kita kirim
artikel kita. Caranya, kita pelajari karakteristiknya supaya begitu kirim
langsung dimuat. Banyak sekali media yang menerima artikel-artikel wisata ini.
Keenam, jangan lupa memotret sebanyak
mungkin objek wisata yang kita kunjungi. Jangan malu dikira fotografer
amatiran. Banyak sudut yang sangat menarik yang bisa kita olah dari foto-foto
yang kita ambil.
Ketujuh, tulis artikel sesegera mungkin
kecuali kita keabisan data. Artikel wisata biasanya memuat 3000-6000 karakter. Kirim
bersama beberapa foto, saya sarankan untuk koran minimal 3 foto, tetapi untuk
majalah sebanyak yang kita mampu. Enaknya, kita bisa mengirim via email.
Begitu
pengalaman menulis artikel wisata yang saya alami, semoga ini membantu
teman-teman. Oh iya, gara-gara nulis artikel wisata ini beberapa kali diundang
jamuan tentang pariwisata lho, lumayan, jadi gratis mengujungi tempat wisata.
Oh iya,
satu hal lagi, saya belum berani mencantumkan identitas saya sebagai traveler, saya baru sebatas penikmat. Saya
baru nulis tentang traveller, masih belum pantas kayaknya kalau memakai
identitas traveler, hehehe. #Semangat13! ***
Makasih tipsnya yang bermanfaat mas ale. jadi makin semangat menulis artikel wisata setelah membaca tips ini. ^_^
BalasHapusAsyiiikkk ... ditunggung artikelnya Mbak Nel ...
HapusTerima kasih bagi-bagi ilmunya, Cikgu Ali. InsyaAllah terkompori untuk mulai belajar menulis artikel wisata :)
BalasHapusAyooo Mbak Ida.
HapusBanyak yang bisa ditulis dari Johor.
Eh, Johor ya ... bener.
pengen coba ikutan kirim, nyari foto-foto dulu, hehe. makasih ilmunya, cikgu ale ^^ moga makin sering dimuat di rubrik wisata ya
BalasHapusIla, hayuklah nulis tentang Tegal, hehehe.
Hapuswauuwwwww...mantafff...alhamdulillah, kalau dulu dimuat mulu di koran dan majalah....
BalasHapussukses
Cepy
http://blogmotivasionline.blogspot.com
Hayuk nulis lagi Mas, hehehe
BalasHapusIzin share dan ditulis dengan bahasa lain tanpa bermaksud untuk mengurasngi isinya, karena tulisan ini menarik setelah membaca https://www.facebook.com/groups/mnusantara/509654692407091/?notif_t=group_activity dan disini secara langsung.
BalasHapusJangan lupa kasih sumber link-nya ya ... Tya
Hapusterima kasih, bro ... ane akan coba lakukan :)
BalasHapussangat menambah wawasan sekali artiklenya dan membantu, thanks before
BalasHapushttp://samboedy.blogspot.com/
Mantap mas!! (y)
BalasHapusKang Ali, biasanya kalau ngirim lampiran fotonya dalam bentuk foto yang sudah di compress ukurannya atau ukuran asli? Pakai dropbox atau langsung dilampirkan aja di email?
BalasHapusMbak Hairi,
BalasHapusFoto biasanya ukiuran besar (paling nggak 500 mega) dizip dan dikirim bareng artikel.
Terimakasih Artikelnya mas sangat bermanfaat :)
BalasHapusKebetulan saya juga punya blog wisata
Makasih semua komennya
BalasHapusthanks,..
BalasHapus